Writer’s Block


Dari pada blog gue sepi gegara banyak penulisnya yang masih UN, mendingan sekarang gue mau sharing tentang Writer’s Block nih, oiya ini gue dapetin dari kultwit malem-malem pas lagi ngescroll time line twitter gegara ga ada kerjaan. Ya Oshi gua lagi theateran jadinya ga ada yang seru untung ada akun yang bahas sedikit tentang writer’s block, ya gue sekarang mau sharing disini, tentang writer’s block itu.

Writer’s block adalah salah satu hal yang paling sering dikeluhkan oleh penulis dan dijadikan alasannya tidak selesai atau tersendat-sendat. Tampaknya mengerikan juka kita terjebak dalam kondisi writer’s block. Rasanya ingin menyelesaikan tulisan, tapi kok macet dan engga semangat lagi.
Percayalah sesungguhnya writer’s block itu hanyalah mitos. Berhenti dan buntu ditengah-tengah menulis adalah masalah yang dapat diselesaikan. Agar masalah tersebut bisa kamu hadapi dan tuntaskan, tentunya kamu harus mencari tahu penyebab writer’s block yang kamu alami.

Penyebab writer’s block bisa berasal dari diri kamu sendiri atau terkait dengan tulisanmu. Dari dirimu sendiri misalnya karna kamu merasa keleahan atau merasa bosan.

Kelelahan bisa disebabkan oleh posisi duduk yang salah saat mengetik, cahaya laptop terlalu terang, atau kondisi disekitar tempat kamu menulis terlalu bising, dll. Agar tidak cepat lelah, susun jadwal menulis sesuai waktu optimalmu. Cari tahu lokasi dan situasi yang paling mendukungmu saat menulis.

Jika penyebab writer’s block-mu karena bosan. Coba atasi dengan menjauh sementara dari tulisan-mu. Bisa dengan jalan-jalan disekitar tempat tinggalmu, bisa juga dengan berolahraga atau melakukan meditasi. Mengobrol dengan sahabat juga bisa mengurangi rasa bosan. Setiap orang punya cara sendiri mengatasi rasa bosan. Membaca tulisan lama yang jadi favoritmu dan membaca ulang karya penulis lain yang menginspirasimu menulis juga bisa jadi obat ampuh melawan writer’s block. Kalau saya sendiri sih lebih sering jalan-jalan ke taman yang ada di Bandung ya sekedar nongkrong dengerin musik, ketemu temen, atau hunting foto juga.

Jika sudah mencoba hal-hal tersebut dan ketika kembali ke depan laptop kamu masih merasa belum tahu melaukan apa, artinya masalah writer’s block-mu berasal dari tulisan yang akan atau sedang kamu garap. Ini juga harus kamu kenali, hadapi, dan tuntaskan!

Dari Charlie Jane Anders, beliau menulis sepuluh tipe writer’s block dan bagaimana cata menghadapinya. Mari kita ulas satu persatu!

Pertama, kamu tidak menemukan atau mempunyai ide untuk menulis. Pada kondisi ini biasanya kamu bahkan tidak bisa memulai karena tidak tahu apa yang akan ditulis. Tulis-hapus-tulis-hapus. Banyak ide berlalu-lalang disekitar kita, lihat disekitarmu, buka catatan idemu, mengobrollah dengan orang lain. Coba bayangkan hal-hal favorit atau bayangkan kehilangan sesuatu yang berharga, lalu tulislah. Bagi kamu yang rutin berlatih menulis, itu akan sangat berguna melewati tiper writer’s block yang pertama ini.

Kedua, kamu memiliki banyak ide tetapi tidak dapat berkomitmen pada satu pun. Jangan memaksakan diri untuk mengerjakan semua ide. Pikirkan waktu dan energimu. Pilih yang menurutmu mampu kamu kerjakan. Asalkan kamu punya waktu dan merasa energimu cukup ya silahkan saja, tapi ingat perhatikan energimu jangan sampai memaksakan diri. Sisa ide lainnya tulis pada catatanmu. Ketika kamu kembali pada ide itu setelah tulisan lamamu beres kamu mungkin sudah tahu bagaimana mengolahnya dan pada waktu itu pengalamanmu sudah lebih banyak.

Ketiga, kamu sudah memiliki outline tetapi berhenti pada satu bagian tertentu ketika menulis. Hal tersebut bisa terjadi karena outline-mu memiliki kekurangan dan kamu tidak mau mengakui atau menyadarinya. Bisa saja outline-mu sudah baik, tapi ketika bagian tersebut membosankan ketika ditulis atau kamu bingung harus diapakan. Untuk melewati kondisi tersebut, coba untuk menulis adegan lainnya terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui apa yang terjadi. Nanti setelah merasa mendapatkan gambaran besar, kamu bisa kembali ke bagian itu dan mencari cari menuliskannya.

Keempat, kamu terjebak ditengah-tengah cerita dan tidak punya bayangan apa-apa lagi yang akan terjadi selanjutnya. Mengatasi ini kamu bisa berhenti sejenak dan memikirkan bagian-bagian yang sudah kamu tulis sebelumnya. Cek lagi outline catatanmu!

Kelima, kamu merasa jika ceritamu menuju ke arah yang salah mulai dari beberapa puluh halaman sebelumnya dan kini menemui jalan buntu. Jika kamu yakin dengan itu, tidak ada gunanya maju lebih jauh. Kembali ke titik sebelum cerita menjadi salah dan perbaiki atau tulis kembali. Atau, kamu bisa mengabaikan dulu hal itu, menulis sesuai tujuan awalmu dan memperbaiki kesalahan itu setelah selesai.

Keenam, kamu bosan dengan karakter-karaktermu karena mereka tidak melakukan apa pun yang menarik. Pada kondisi ini, kamu punya karakter tapi belum memiliki cerita. Benturkan karaktermu dengan masalah atau hal-hal yang paling dihindari.

Ketujuh, kamu membayangkan orang-orang akan berkomentar buruk pada ceritamu dan itu membuatmu takut. Ya, ini memang menakutkan. Kamu harus melewatinya dengan terus menulis. Kamu bisa memolesnya menjadi lebih baik melalui revisi dan editing.

Kedelapan, kamu tidak bisa menemukan kata atau istilah yang tepat untuk sesuatu yang sedang kamu jelaskan. Tesaurus dan KBBI bisa membantu. Namun untuk istilah atau kata yang lebih spesifik untuk bidang tertentu seringkali tidak mudah menemukannya. Tulis dulu apa yang terpikir dikepalamu. Sambil menulis, kamu bisa memikirkan dan mencari kata yang tepat, lalu memperbaikinya.

Sembilan, kamu punya ide yang keren dikepalamu, tetapi saat kamu menulisnya, ide itu mendadak terasa aneh. Pada situasi ini, kamu tahu apa masalah dari idemu dan eksekusi yang kamu lakukan. Bisa saja kamu meninggalkannya sementara. Coba untuk memeriksa kembali outline, sinopsis cerita, catatanmu, untuk memastikan bagaimana ide itu bisa pas dengan ceritamu. Kamu juga bisa mencoba untuk menulis ide itu dari sudut pandang atau sisi yang berbeda.

Sepuluh, kamu sedang merevisi tulisanmu dan kamu merasa tidak bisa menemukan kelemahan dan bagian-bagian yang sudah kamu tandai. Ini sangat mungkin terjadi. Coba untuk memeriksa tulisanmu dari sudut pandang berbeda saat memecahkan masalah yang kamu hadapi. Atau bisa juga kamu meminta masukan dari orang lain untuk menemukan apa sebenarnya masalah atau kelemahan yang ada pada bagian itu.

Ya, itulah 10 writer’s block yang ditulis oleh Charlie Jane Anders, sudah menemukan mana masalahmu? Semoga artikel ini membantu, sampai berjumpa diartikel selanjutnya, bye… bye…

Previous
Next Post »

Tolong gunakanlah bahasa yang baik, sopan, no 18+ :v dan jangan spam di sini. Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Terima kasih untuk komentarnya :v