Haloo, artikel pertama gw di blog ini nih gan. Mungkin beberapa dari
kalian bertanya kenapa malah ngirim artikel bukannya fanfic, apa ? gak
ada yang nanya ? oke mungkin gw aja yang ke geeran. Sebenernya saat ini
gw lagi masuk dalam fase writer block, sedikit kesulitan mengembangkan ide ide gw, oke mari kita abaikan sedikit masalah gw dalam menulis.
Gw sering membaca ulang beberapa karya gw yang udah pernah di posting
di blog ini. Senang ? tentu saja, beberapa respon dari para penghuni
blog ini menjadi suntikan semangat bagi gw tapi sejujurnya gw lebih
banyak merasakan kecewa, kecewa karena ternyata karya gw masih jauh dari
kata baik. Masih ada beberapa diksi bertele tele, beberapa pengulangan
dan yang paling dasar adalah cacat dalam menulis sebuah kata atau
biasanya kita sebut typo.
Gimana cara ngatasinnya ? salah satunya adalah dengan self editing.
Mungkin beberapa penulis terkenal sudah punya editor sendiri, orang yang
memeriksa cacat dalam naskah lalu memperbaikinya, bagaimana dengan kita
? para penulis yang masih belajar ? apakah kita harus mencari seorang
editor yang mau memperbaiki tulisan kita agar layak untuk dibaca ?
tidak, kita tidak harus mencari seorang editor, karena kita juga bisa
menjadi editor untuk karya kita sendiri.
Proses editing memang bukanlah hal yang mudah. Ada kalanya kita
merasa buta melihat kesalahan kesalahan yang ada pada tulisan kita,
karena kita terlalu cinta terhadap karya ciptaan kita tersebut. Atau
mungkin kita tidak punya waktu, seperti beberapa penulis lainnya yang di
buru oleh deadline.
Baiklah, disini gw akan sedikit berbagi beberapa tips self-editing yang gw dapet dari sini. Bagaimana kita menyunting karya kita sendiri sebelum akhirnya kita kirim dan di posting di blog ini.
- Set Mode Netral saat Re-reading tulisan
Hilangkan pikiran “duh, pas dibaca lagi kok geli ya?” atau, “kok kayak ada yang kurang ya?” atau “ah, udah bagus kok!”. Ilfeel,
kurang puas atau terlalu puas adalah tiga penyakit yang sering muncul
ketika kita baca ulang tulisan sendiri. Sebenarnya gak masalah sih, tapi
kalau tiga kalimat ini dibiarkan terlalu menguasai, hasil editan
–terutama dari segi subtansi – yang kita lakukan jadi kurang maksimal.
Usai membaca lagi tulisan kita, ayo stop keluarkan tiga kalimat itu dan
ganti dengan kalimat, “oke, mana yang perlu diperbaiki supaya enak dibaca!”
Oh ya, dalam proses editing, sesi first reading itu perlu
banget lho! Dengan membaca ulang tulisan secara menyeluruh, kita jadi
tahu bagian mana yang melenceng dari jalur atau bagian mana yang
informasinya kurang.
- Edit Typo-nya dulu!
Usai first reading, kalau kamu masih merasa belum pede atau
terlalu nafsu pengen buru-buru merombak tulisan coba kendalikan nafsu
atau tumbuhkan nafsumu buat ngedit dengan memulainya dari yang
kecil-kecil. Perbaiki typo-mu, perhatikan tanda baca, penulisan kata,
dan penggalan antarparagraf. Usai membaca kembali sambil mengedit typo
–insha Allah- tekadmu dan kendali untuk lebih mempercantik tulisan akan
muncul.
- Posisikan Naskah Sebagai Objek, bukan Karya
Anggap saja kalau tulisan itu bukan kamu yang buat, posisikan dirimu
sebagai pembaca pada saat membacanya dan editor saat kamu mengeditnya.
Menjadi pembaca perlu agar kamu bisa eksplor lebih dalam tentang apa-apa
yang dibutuhkan naskah agar bisa lebih memuaskan pembaca. Jadi editor
juga perlu karena dengan begitu, semua yang kamu lakukan pada naskah
bisa kamu kerjakan dengan ikhlas (apa lagi kalau ternyata kita harus
memengkas 3 paragraf jika ternyata itu tidak perlu).
- Kendalikan diri dari Godaan untuk Ganti Isi Tulisan
Saat membaca lagi tulisan kita, kadang timbul niat untuk ngubah inti
dari seluruh bacaan yang udah kita tulis. Ini juga penyakit para penulis
yang ngedit tulisannya sendiri. Merasa bacaannya gak menarik, lantas
nyoba ganti atau nambah-nambahin topik yang gak relevan sampai akhirnya
tulisan kita ngalor-ngidul gak ada juntrungan. Menambah materi tulisan
itu salah satu tugas editor, tapi pastikan semua yang kamu tambah itu
memperkuat inti dari tulisan. Ingat, satu matahari bagus tapi kalau ada
dua matahari di bacaan, pembaca akhirnya terlalu silau sampe
ujung-ujungnya gak bisa liat apa-apa.
(Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/24/jadi-editor-untuk-tulisan-sendiri-bisa-kok-680815.html)
Mungkin beberapa poin di atas bisa sedikit membantu kita dalam
melakukan proses editing sendiri, walaupun tidak terlalu spesifik tapi
setidaknya kita sudah bisa mengetahui kesalahan kesalahan yang ada pada
tulisan kita.
Intinya editing adalah salah satu proses penting dalam menulis. Kita
dituntut untuk kembali membaca karya kita, berjuang melawan ego diri
sendiri, dan menyempurnakan tulisan kita agar layak untuk di baca.
Mulai sekarang mari kita membaca kembali tulisan tulisan kita,
analisis setiap kesalahan yang ada di dalamnya, berusahalah
meminimalisir kesalah kesalahan yang ada. Naskah kita mungkin tidak 100%
bersih dari kesalahan pengetikan tapi kita bisa meminimalisir itu
sehingga terlihat sedikit lebih wajar melalui proses self-editing ini.
Bagi yang pengen belajar mengenai self-editing ini lebih dalam, mungkin kalian bisa googling karena banyak artikel artikel yang ngebahas tentang self-editing. Mari kita sama sama belajar disini, dan terus menghasilkan karya karya lebih baik lagi.
Ciao~~
Referensi :
Created by: Follow @ghifariguntur
Tweet to @ghifariguntur
Tolong gunakanlah bahasa yang baik, sopan, no 18+ :v dan jangan spam di sini. Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon