Kerangka Penulisan

Kemaren-kemaren udah SHARING tentang, ide sama tokoh dan karakter kan? Lanjut yuk, sekarang kita SHARING tentang kerangka penulisan. Gue pernah ikut salah satu seminar nulis gitu, menurut gue ini paling ampuh untuk metode kerangka penulisan, hehe.
Banyak penulis pemula yang suka bikin cerita langsung hajar setiap dapet ide tanpa memikirkan outline alur ceritanya, ya gue akui juga terkadang gitu. Sampai akhirnya, lagi asik-asiknya nulis tiba-tiba mentok ditengah-tengah, kalian pasti mikir “Ini cerita harus gue apain? Selanjutnya gimanain? Arghhh… pusing,” *mentok* *stop nulis*. 

Outline cerita itu bisa dianggap seperti peta untuk pengemudi yang sedang pergi ke suatu tempat. Misalnya lo itu fans far JKT48, lo pingin dateng ke event handshakenya yang jalan ke tempatnya lo ga tau, udah ga tau kota Jakarta, jalan ke lokasi eventnya ga tau juga. Nah disitu lo membutuhkan peta biar ga kesasar, tanpa pegang peta kita pasti bakalan sering nyasar. Penulis yang ga punya peta bakalan sering nyasar dan belok-belok ke arah yang ga jelas, dalam dunia tulis menulis, peta itu kita sebut alur.
Kita sharing tentang kerangka tiga babak aja ye, soalnya menurut gue ini paling ampuh dan paling cocok. Emang sih ada yang suka pakai jadi kerangka empat babak, atau lima babak, tapi gue paling nyaman pake kerangka tiga babak ini.Kerangka tiga babak ini cukup simple, kita ngebagi outline kita menjadi tiga bagian, babak1, babak2, babak3.
Babak1 yang pasti kita perkenalan dulu, pokoknya kita memperkenalkan tokoh yang kita buat kita. Kita perkenalkan kehidupan si tokoh, problemnya, masalah cinta, ya intinya babak1 pasti perkenalan tokoh lah.
Kalau babak2 pasti aksinya atau problemnya, ya dibabak2 jelas pasti lebih panjang dari babak1. Di babak2 kita bercerita tentang si tokoh yang akan menggapai tujuannya, disini si tokoh pasti akan berusaha untuk mengatasi problem yang dia miliki dengan dibantu tokoh-tokoh yang lain. Ya kurang lebih seperti itu, hahaha.
Babak3 yang jelas endingnya lah, dibabak ini kita bakalan tau si karakter bisa nyelesain permasalahannya atau tidak. Bisa jadi good ending atau bisa jadi bad ending juga, hehe.
Kira-kira itu gambaran umumnya lah, misalnya lo mau bikin cerita 7halaman berarti 1,75 halaman untuk babak1, 3,5 untuk babak2, dan 1,75 lagi untuk babak3.
~oOo~
Gue rangkum beberapa pertanyaan yang sering gue baca tentang kerangka 3 babak ini. Biar makin seru, kita bayangin tanya jawabnya lo lagi dateng ke event HS JKT48. Disana lo HS sama Melody, tapi nanyain hal-hal dibawah ini.
Keterangan untuk percakapan dibawah
M: Melody
S : yang HS
X: yg ngecek durasi HS.
”HS sama teteh, yuk!”
S : *jalan kebiliknya teteh* *ngasihin tiket HS seamplop ke yang jaga*
M : “Haiii….” *sambil lambain tangan*
S : *bengong* “Eh.., haii juga teh.”
M : “Namanya siapa?”
S : “Nama aku ………..” *isi sendiri*
M : “Oh ………..”
S : “Oiya teh, aku pengen nanya nih tapi tentang tulis menulis, boleh?”
M : “Boleh kok.” *sambil ngewink*
S : *bengong* *nelen ludah* “Eh… eh… oiya teh, kan ada tuh cerita yang alurnya maju mundur gitu, nah itu gimana dalam penggunaan tiga babak? Apa bisa?”
M : “Mmmm…. sebenernya alur maju mundur gitu bisa pake kerangka tiga babak, yang penting kita bikin masing-masing babaknya dulu baru setelahnya kita acak lagi. Kalau mau bikin cerita yang kaya gini bisa mulai dengan bikin masing-masing babaknya, terus lengkapi dengan plot pointnya atau point ceritanya.”
S : “Gimana kalau bikin cerita super pendek?”
M : “Misalnya cuma tiga halaman ya, kita bisa langsung angkat side plotnya aja. Ga perlu semua plot pointnya muncul, jadi cukup ambil side plotnya aja ^^”
S : “Teh, kalau ceritanya pengen panjang tuh gimana?”
M : “Pengen panjang ya? Kalau pengen panjang sih di babak2 rintangannya harus lebih berat lagi atau ga hadangannya harus lebih banyak lagi yang dialami tokoh utama. Dengan semakin berat atau banyak hadangannya maka cerita kamu bakalan lebih panjang.”
X : “Mas.. udah abis.”
S : “Ya elah mas…”
M : “Makasih ya udah dateng ke bilik aku.” *ngasihin stiker*
S : “Eh iya teh.”
M : “Makasih ya.” *sambil dadah-dadah*
*mendadak Melody paham tentang kerangka tiga babak*
Oiya masih suka banyak yang bingung kan kenapa suka mentok ditengah jalan pas lagi nulis cerita? Kalau menurut gue sih itu persiapan nulisnya kurang bro, yang jelas lo harus mantap persiapan nulisnya. Sebenernya dua artikel sebelum ini tuh masuk kedalam persiapan menulis. Dari mulai lo gali ide cerita, terus pengenalan karakter lo, sampai tentang alur. Semakin persiapan itu matang, semakin mudah lo buat nulisnya.
Jadi mulailah dari persiapan dulu sebelum eksekusinya, kalau mau dijabarin lagi nih, kita mulai dengan:
1. Mencari ide.
2. Rubah ide jadi premis
3. Desain tokoh lo, lengkap dengan karakter dalam diri dan luar diri
4. Tulis secara singkat yang terjadi di babak1,babak2,babak3.
5. Perjelas setiap babak lengkap dengan plot pointnya.
6. Susun semuanya lalu bersiaplah menulis
Untuk gue sendiri, persiapan itu lebih susah daripada eksekusinya. Jadi gue terkadang ngelakuin 6 hal diatas dahulu sebelum nulis cerita, ya meskipun ada beberapa cerita gue yang langsung tulis juga sih, hehe.
Udah dulu ye, entar kita lanjut lagi sharing-sharingnya. Oiya ada yang bilang jangan seminggu dua kali gue sharingnya, ok deh kalau ada waktu gue rajin-rajin nulis tentang sharing ini. Bye… Bye…

Previous
Next Post »

Tolong gunakanlah bahasa yang baik, sopan, no 18+ :v dan jangan spam di sini. Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Terima kasih untuk komentarnya :v